Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

nulis skripsi gak segampang nulis status facebook

okeh, kita mulai postingan kali ini dengan judul sedikit nyindir. nyindir diri sendiri sih lebih tepatnya. sehari kamu bisa update status di facebook berapa kali? sejam ini udah ngetweet berapa kali? kemudian jari jemari mulai digerakkan, mata memincing mulai menghitung. damn! gak sebanding sama jari-jarinya bergerak buat ngetik revisian. lebih kreatif di dunia maya dari pada kreatif di dunia nyata. hello! status facebook sama twit-twit kamu gak bikin kamu jadi sarjana, ody!! kadang suka pengen teriak gitu deh.. mana coba? mana coba hasil revisiannya? hahaha *ketawa miris*

Karena Menjadi Bidadari Itu Tidak Mudah

Apa yang harus dilakukan??? Banyak sekali ternyata. Yang intinya ada pada proses belajarku. Ditempa oleh banyak hal yang kadang tak disadari. Hal yang tadinya tak terpikir, tak bisa dilakukan sampai tak ingin melakukan. Toh, perlahan ternyata kulakukan juga. Lalu apa yang terjadi setelah banyak hal itu? Sayap bidadari yang perlahan aku susun untuk kupakai terbabg kadang patah. Dirusak yang lain. Dan bodohnya, kadang aku merusaknya sendiri. Walhasil sayap tak pernah jadi. Dan aku belum juga terbang samapi sekarang. Gaun bidadarinya? Belum selesai aku jahit. Aku sering kehabisan benang. Jarumku kadang karatan. Mana mau aku buat gaun bidadariku dengan jarum karatan! Padahal kain untuk membuat gaun aku persiapkan betul. Bahan halus yang bakal nyaman kukenakan nanti. Sepatu bidadariku? Ya Tuhan… Adakah yang salah dengan ukuran kakiku? Kenapa aku tampak aneh memakainya? Iya, aku memang tak membuatnya sendiri. Aku membelinya. Apa salah? Aku belum bisa membuatnya sendiri… Mahkota b

Belajar dari Perubahan *)

Apa beda jaman dulu dan sekarang? Banyakkah yang berbeda dari jaman dulu dan sekarang? Hmm, sepertinya tidak perlu diurai satu-satu sudah bisa tergambar. Tidak perlu jauh-jauh membedakan jaman sekarang dan jaman perjuangan, cukup membandingkan jaman sekarang dengan masa sepuluh tahun yang lalu juga sudah cukup. Coba mengambil satu sample saja, tentang bahasa. Jadi ingin bercerita sedikit kejadian yang baru kualami kemarin sore (21/06/10). Dalam perjalanan pulang menggunakan angkot, kutemui sebuah pemandangan yang begitu menarik perhatianku. Seorang ibu bercakap-cakap dengan anak lelakinya yang kira-kira berusia 5 tahun dengan menggunakan bahasa Jawa krama alus. Bukan sepatah dua patah kata, tapi semua kalimat. Terlihat jelas dari celotehan si Bocah yang cukup cerewet dan banyak bertanya kepada ibunya. “Mak, astone gatel kenang wulu-wulu” atau “Deneng mboten teng Moro, Mak?” Dan lain sebagainya, yang ditanggapi si Ibu dengan bahasa Jawa Krama juga. Ini membuatku terbengong

Pilih Channelmu

Terinspirasi ketika sedang bercanda dengan teman ketika sedang belajar bersama. Ini murni tejadi karena saking stressnya sama ujian, sehingga memunculkan ekspresi-ekspresi lucu. Sedikit berbagi saja ya. Ini akan jadi seperti penggambaran isi-isi “televisi” kita kalau saja kita mau membongkarnya. Hehe... Oh ya sebagai gambarannya adalah aku dan temanku, sebut saja namanya Mba Nani sedang bermain peran. Melebay-lebaykan yang sudah lebay. Haha... Geje sekali kalimat yang aku buat ini. Ok, langsung saja kita simak penggalan cerita penuh makna dan syarat muatan ini (kontainer!). Mba Nani: Day, kamu lebayatun banget yah... Aku: Hahaha... Kak Fadhil, percaya sama Mila, kak.. Kamila sayang sama kak Fadil... Ouch.. Mba Nani: Awas kau Fitri, tunggu pembalasanku... (sambil menaikkan dagunya) Aku: Yak, next ganti channel!! Brebebetttt brebeettt... (suara ganti channel tapi bures) Klik... (penggantian channel berhasil) Aku: Kisanak datang dari mana? Silahkan istirahat dulu di

Folder

Si Nona menyimpan dengan rapi satu persatu kepingannya Tiap halaman yang Ia tulis pada satu folder Tiap ekspresianya pada satu folder yang berbeda Untuk menggambarkan tiap momennya Sebuah detik perjalanan Perjalanan Tuan Kelana untuk pencariannya Dan bagaimana Si Nona terus berjalan bolak-balik dalam resahnya Tenang Nona... Sebuah suara berbisik. Tuan Kelana tidak akan lama mengembara Teruslah berdoa untuknya Karena masa menciptakan waktu untuk menunggu

Tontonanmu, Imajinmu

Para Pembaca yang terhormat, terutama para Kaum Wanita yang punya hobby nonton drama korea dan sebagainya. Sekedar berbagi pemikiran yang tiba-tiba terlintas nih gara-gara baru saja nonton video-video Korea gitu. Semoga bisa jadi bahan obrolan menarik ya ibu-ibu. Ibu-ibu pencinta drama Korea pasti sudah hafal dengan tema yang disajikan film-film Korea atau Taiwan yang kalian pernah tonton. Penggambaran tokoh-tokoh yang setipe hanya saja dikemas dalam kemasan brbeda. Ibaratnya coklat dengan bungkus berdeda dan nama dagang berbeda pula. Sebenarnya hanya ada tiga jenis penokohan, yaitu tokoh utama pria, tokoh utama wanita, dan tokoh orang ketiga entah itu pria atau wanita tetapi lebih sering digambarkan dalam wujud laki-laki. Sisanya hanya pemain pembantu yang seddikit memberi bumbu. Tapi saya bisa menebak isi hati ibu-ibu semua pasti setuju kalau cerita drama Korea maupun Taiwan tidak pernah membosakan untuk kalian tonton kan? Mulai dari zaman Meteor Garden dari Taiwan mengawali mu

Menikmati Blog Baru

Setelah galau dengan blog yang lama (celotehnyaiyoth), akhirnya aku putuskan buat mencoba beralih membuka lembaran blog baru ini. dhy_lecious, aku pilih jadi nama blogku kali ini. Alasannya, lucu aja menggabungkan nama panggilanku dan sebuah kata dalam bahasa Ingris, delicious, yang artinya enak. dengan harapan, adanya blog ini bisa bikin sesuatu yang enak buat dibaca_atau kata lainnya di blog ini bisa menemukan sesuatu yang enak buat dibaca. find more dhy_lecious (delicious)! :D