Langsung ke konten utama

Postingan

Hai Tuan Kelana...

Hai Tuan Kelana, apa kabar pagimu? Aku harap Kau juga merasakan kesegaran pagi seperti yang aku rasakan Aroma pucuk daun yang tertutup sisa hujan semalam Hai Tuan Kelana, apa rencanamu hari ini? Sesibuk apapun di sana jangan lupa sholatmu ya Tahukah Tuan Kelana, aku menemukan lagi sebuncah rindu semalam Tenang saja, aku simpan baik-baik dan tak akan kupamerkan Ini tentang Tuan Kelana saja Aku sedang merencanakan ah lebih tepatnya membayangkan, seperti apa pertemuan kita selanjutnya Aku ingin ice cream time bersamamu Mmmm, ah tidak, jangan itu bisa jadi kau bosan nantinya Bagaimana kalau long trip ? Sepertinya masih sulit untuk sekarang Tak apalah, seperti apa itu pertemuan kita selanjutnya.. aku hanya ingin menghabiskan waktu yang tersedia bersama Tuan Kelana apapun itu Baiknya tak usah ku banyangkan seperti apa nanti.. :-)
Postingan terbaru

Mana yang Duluan?

Ini tentang berbagai macam tipe orang dilihat dari bagaimana orang tersebut memprioritaskan sesuatu. Mendahulukan mengerjakan yang dia suka dan mendahulukan mengerjakan yang dia tidak suka. Inget gak pernah melakukan "ketidakadlilan" itu secara sengaja atau tidak. Padahal dua hal atau beberapa hal tersebut memang pantas didahulukan. Haha pusing bahasanya :D Untuk tipe yang mendahulukan mengerjakan yang dia suka adalah manusia-manusia yang tidak mau dibikin pusing dulu sama hal berat menurut dia. Sudah dibebani banyak kerjaan, yang gak enak pula udah pasti bikin pusing kan. Setelah pekerjaan yang disukai selesai barulah mengerjakan yang gak disuka itu. Eitz, asal jangan lupa dikerjain aja gara-gara nemu pekerjaan yang menyenangkan lainnya. Tipe manusia yang mendahului mengerjakan yang dia tidak suka adalah manusia yang tipe berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Pahit dulu baru manisnya. Gak mau seneng dulu habis itu sebel. Tapi kalau tipe yang seperti ini jadi n

Jadi Mahasiswa Harus Mau Kerja Keras

Judulnya agak gimana gitu yah, semacam tulisan gede-gede yang biasanya ada di spanduk-spanduk pinggir jalan yang isinya promosi mau ada seminar motivasi. Cukup menjual setidaknya untuk dibaca kalangan teman yang tentu saja dipaksa baca haha. Sebagai mahasiswa senior (karena kelamaan gak lulus :'( udah kayak sekolah SD), sudah banyak banget cobaan sebagai mahasiswa yang dilalui. Okeh kalau kata "cobaan" kesannya terlalu lebay, tapi keukeuh gak mau aku ganti jadi kata yang lebih halus karena gak nemu kata penggantinya. Mau dari mana dulu nih ceritanya? Semua mahasiswa tua pasih pernah donk ngalamin jadi MaBa alias mahasiswa baru? Coba inget-inget deh gimana rasanya? Hina banget yah haha.. Kamu bakal gak merasa hina mungkin karena dapet gebetan di akhir ospek, bisa temen sekelompok atau beruntungnya adalah senior clink. Tapi seberat apapun cobaan ketika jadi MaBa tentulah belum apa-apa karena yang dihadapi masih sesama mahasiswa juga, yang mungkin bakal kamu temukan l

nulis skripsi gak segampang nulis status facebook

okeh, kita mulai postingan kali ini dengan judul sedikit nyindir. nyindir diri sendiri sih lebih tepatnya. sehari kamu bisa update status di facebook berapa kali? sejam ini udah ngetweet berapa kali? kemudian jari jemari mulai digerakkan, mata memincing mulai menghitung. damn! gak sebanding sama jari-jarinya bergerak buat ngetik revisian. lebih kreatif di dunia maya dari pada kreatif di dunia nyata. hello! status facebook sama twit-twit kamu gak bikin kamu jadi sarjana, ody!! kadang suka pengen teriak gitu deh.. mana coba? mana coba hasil revisiannya? hahaha *ketawa miris*

Karena Menjadi Bidadari Itu Tidak Mudah

Apa yang harus dilakukan??? Banyak sekali ternyata. Yang intinya ada pada proses belajarku. Ditempa oleh banyak hal yang kadang tak disadari. Hal yang tadinya tak terpikir, tak bisa dilakukan sampai tak ingin melakukan. Toh, perlahan ternyata kulakukan juga. Lalu apa yang terjadi setelah banyak hal itu? Sayap bidadari yang perlahan aku susun untuk kupakai terbabg kadang patah. Dirusak yang lain. Dan bodohnya, kadang aku merusaknya sendiri. Walhasil sayap tak pernah jadi. Dan aku belum juga terbang samapi sekarang. Gaun bidadarinya? Belum selesai aku jahit. Aku sering kehabisan benang. Jarumku kadang karatan. Mana mau aku buat gaun bidadariku dengan jarum karatan! Padahal kain untuk membuat gaun aku persiapkan betul. Bahan halus yang bakal nyaman kukenakan nanti. Sepatu bidadariku? Ya Tuhan… Adakah yang salah dengan ukuran kakiku? Kenapa aku tampak aneh memakainya? Iya, aku memang tak membuatnya sendiri. Aku membelinya. Apa salah? Aku belum bisa membuatnya sendiri… Mahkota b

Belajar dari Perubahan *)

Apa beda jaman dulu dan sekarang? Banyakkah yang berbeda dari jaman dulu dan sekarang? Hmm, sepertinya tidak perlu diurai satu-satu sudah bisa tergambar. Tidak perlu jauh-jauh membedakan jaman sekarang dan jaman perjuangan, cukup membandingkan jaman sekarang dengan masa sepuluh tahun yang lalu juga sudah cukup. Coba mengambil satu sample saja, tentang bahasa. Jadi ingin bercerita sedikit kejadian yang baru kualami kemarin sore (21/06/10). Dalam perjalanan pulang menggunakan angkot, kutemui sebuah pemandangan yang begitu menarik perhatianku. Seorang ibu bercakap-cakap dengan anak lelakinya yang kira-kira berusia 5 tahun dengan menggunakan bahasa Jawa krama alus. Bukan sepatah dua patah kata, tapi semua kalimat. Terlihat jelas dari celotehan si Bocah yang cukup cerewet dan banyak bertanya kepada ibunya. “Mak, astone gatel kenang wulu-wulu” atau “Deneng mboten teng Moro, Mak?” Dan lain sebagainya, yang ditanggapi si Ibu dengan bahasa Jawa Krama juga. Ini membuatku terbengong

Pilih Channelmu

Terinspirasi ketika sedang bercanda dengan teman ketika sedang belajar bersama. Ini murni tejadi karena saking stressnya sama ujian, sehingga memunculkan ekspresi-ekspresi lucu. Sedikit berbagi saja ya. Ini akan jadi seperti penggambaran isi-isi “televisi” kita kalau saja kita mau membongkarnya. Hehe... Oh ya sebagai gambarannya adalah aku dan temanku, sebut saja namanya Mba Nani sedang bermain peran. Melebay-lebaykan yang sudah lebay. Haha... Geje sekali kalimat yang aku buat ini. Ok, langsung saja kita simak penggalan cerita penuh makna dan syarat muatan ini (kontainer!). Mba Nani: Day, kamu lebayatun banget yah... Aku: Hahaha... Kak Fadhil, percaya sama Mila, kak.. Kamila sayang sama kak Fadil... Ouch.. Mba Nani: Awas kau Fitri, tunggu pembalasanku... (sambil menaikkan dagunya) Aku: Yak, next ganti channel!! Brebebetttt brebeettt... (suara ganti channel tapi bures) Klik... (penggantian channel berhasil) Aku: Kisanak datang dari mana? Silahkan istirahat dulu di